MAGELANG - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Magelang menggelar aksi tolak kenaikan harga BBM bersubsidi, Senin (12/9). Massa berkumpul di halaman Gedung DPRD Kota Magelang guna menyampaikan aspirasi mereka lantaran merasa masyarakat tengah kesulitan dengan kenaikan harga BBM.


Meskipun sempat terjadi bentrok, massa akhirnya dapat masuk ke area aksi untuk bertemu dengan Wakil DPRD Kota Magelang, Bustanul Arifin dan anggota DPRD Kota Magelang, Waluyo.


PMII Magelang mengemukakan tujuh tuntutan. Di antaranya mendesak Pemerintah Kota Magelang  untuk meminta pemerintah pusat tidak menaikkan harga jual BBM karena akan mempengaruhi perekonomian masyarakat dan menuntut kejelasan sasaran BBM Pertalite dengan sistem yang baik.

 

“Kami sudah mengadakan kajian dengan pihak-pihak yang membidangi, yaitu PERTAMINA dan PB PMII. Dua minggu ini kami sudah persiapan dan (mengadakan) diskusi dengan para ahli, struktural PMII, dan sahabat komisariat maupun rayon,” jelas koordinator umum aksi, Ridwan Ardiyanto.

 

Selain masalah kenaikan harga BBM, aksi ini juga menuntut kajian ulang perencanaan Trans Magelang yang dirasa mengalihfungsikan angkutan kota yang telah ada.

 

“Pembangunan sudah mulai dilaksanakan. Kemarin, kami juga melakukan diskusi dengan beberapa supir angkot. Itu menjadi satu kekhawatiran mereka. Lalu, kita coba aspirasikan,” kata Ketua Cabang PMII Magelang, Muklis Andriatmoko.

 

Aksi yang berlangsung direspons dengan adanya penandatanganan dan penyampaian surat pernyataan tuntutan yang ditujukan kepada pemerintah pusat. “Perwakilan DPRD Kota Magelang meneruskan surat pernyataan sikap dari DPRD Kota Magelang ke DPR RI, bahwasannya DPRD kota Magelang menolak kenaikan BBM,” ucap peserta aksi, Farid.

PMII Magelang mengharapkan adanya respons baik dari DPRD Kota Magelang dan pemerintah Kota Magelang. “Kita akan memantau tindak lanjut dari pemerintah. Bidang-bidang pihak komisariat akan berkoordinasi dengan pihak pemerintah,” jelas peserta aksi, Sakti. (EP/RT/N)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama