Perempuan berjilbab lebar menjadi isu sensitif akhir – akhir ini. Salah satunya adalah Forum Perempuan UNTIDAR 2018 yang berada di bawah naungan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM). Forum ini mendapat perhatian dari beberapa pihak karena dianggap bahwa anggotanya didominasi oleh "perempuan berjilbab lebar".

 Anggapan tersebut dikemukakan oleh Ade Safri Fitria (PBSI/4) saat Kongres KM 2019. Hal serupa juga diungkapkan oleh Raynanda Izzati (PBSI/4), ia mengurungkan niatnya mengikuti FP UNTIDAR karena dalam persepsinya FP UNTIDAR hanya diisi oleh perempuan berjilbab lebar. Ade juga beranggapan bahwa program kerja forum ini dalam bidang sosial masih kurang karena dinilai hanya sebatas ajang perkumpulan mahasiswa.

Pernyataan tersebut dibantah oleh Nurul Dwi Astari, Ketua FP UNTIDAR 2018. Menurutnya, memang beberapa anggota forum perempuan mengenakan jilbab lebar. Namun, bukan berarti   bahwa kecil-besarnya jilbab dapat menentukan sifat seseorang. Nurul merasa kurangnya kegiatan FP UNTIDAR di dalam kampus dan belum meratanya sosialisasi FP menyebabkan terbentuknya asumsi tersebut. FP UNTIDAR sendiri tidak membahas isu-isu agama, namun bergerak dalam bidang pemberdayaan masyarakat, pengembangan softskill perempuan khususnya mahasiswi UNTIDAR, menjalin relasi dengan forum perempuan dari Universitas lain dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terkait.

 “Kegiatan-kegiatan di FP UNTIDAR itu banyak, kita nggak pernah bikin kegiatan kemuslimahan, karena di UNTIDAR sendiri kemuslimahan sudah ada yang menangani sendiri. Dan anggota kita itu ada yang non muslim, dan kalau ingin tahu kegiatan di FP UNTIDAR silakan bisa buka instagramnya atau ketemu aku, kita diskusi bareng,” pungkasnya.

Pandangan mahasiswi Untidar mengenai Forum Perempuan yang di dominasi perempuan berjilbab lebar memang bukan sesuatu yang baru, Nadifa Oksa Arlintang (EP/6) selaku Wakil Ketua FP UNTIDAR 2018 turut mengutarakan bahwa mengubah pandangan mahasiswi UNTIDAR terhadap FP memang tidak mudah, mengingat persepsi tersebut sudah ada sejak FP UNTIDAR periode pertama karena FP periode pertama diketuai oleh anak UKAI yang berjilbab lebar. Padahal di periode kedua, hanya ada beberapa saja yang berjilbab lebar.

Jika kedepannya di BEM KM 2019 ada Forum Perempuan, baik Nurul maupun Oksa berpesan agar ada regenerasi baru di FP UNTIDAR 2019, karena menurut mereka Forum Perempuan sendiri sudah eksis di Universitas se-Jateng DIY dan LSM di Kota Magelang.

"Untuk kedepannya saya berharap pada FP UNTIDAR periode ke-3 fokus membangun kegiatan di dalam Kampus UNTIDAR supaya mahasiswi juga mengenal FP UNTIDAR dengan baik, bukan seperti yang sedang beredar saat ini", pungkas Nadifa. (NJH/ASR)

1 Komentar

Nurul Dwi Astari mengatakan…
Kalau masih ada yang menilai perempuan atau manusia hanya sebatas dari apa yang ia kenakan,maka jangan heran semisal ada penyintas pemerkosaan terus yang disalahkan adalah korban dengan alasan "Kamu sih pakaiannya seksi".
Lebih baru Lebih lama