Kisah Kasih Burjo
Karya : Kunto Megantoro

Sebut saja namanya Burjo (bukan bubur kacang ijo, bukan nama asli, hanya nama samaran). Dua hari lagi adalah hari yang paling di tunggu-tunggu oleh si Burjo. Bagaimana tidak ? Sejak dalam kandungan ibunya sampai sekarang umur 40 tahun ….eh salah, ketuaan.  17 tahun umur si Burjo. Ia sama sekali belum pernah kencan dengan seorang cewek. Bahkan, dulu ia pernah menyapa seorang cewek di pinggir jalan lalu diteriakin maling.  Jadi, ini kesempatan yang paling ditunggu-tunggu, diidam-idamkan, didamba- dambakan, dimimpi-mimpikan oleh si Burjo bertemu dengan seorang wanita cantik.  Sebut saja wanita cantik itu Mawar. Ia adalah seorang wanita yang berambut panjang, berbaju putih  suka melayang, belakangnya bolong, kaya sundel bolong. Bukan ia cewek cantik yang sekarang bersekolah di salah satu Sekolah Menegah Atas ternama.cewek itu mempunyai lesung pipi, kulit mulus seperti perosotan taman anak-anak, berambut panjang yang indah seperti putri salju. Jika di bilang hampir mirip dengan Chelsea Islan, kira-kira 80 % + 20 % - 20% = 80 % lahhh kira-kira hampir mirip dengan kecantikannya Chelsea Islan.
Nah itu tadi baru sinopsis sedikit aja tentang pasangan nggak jelas. Singkat cerita perjalanan konyol yang sesungguhnya baru dimulai. Jreng jrengggg…tepat pada hari Sabtu sekitar pukul 18:00 WIB, satu jam sebelum kencannya si Burjo. Burjo pun mempersiapkan komponen-komponen yang diperlukan satu jam sebelum kencan nyaselain wangi, bersih, rapi dan mengenakan baju yang paling bagus. Satu lagi komponen yang harus Burjo bawa. Ini merupakan komponen yang wajib dan inti dari setiap kencan yang ada yaitu,…duwit. Bagaimana tidak? Coba bayangin aja jika kamu kencan tidak membawa duwit pacar loe mau makan apa? Anginnn? Tepat pukul 19:00 waktunya kencan si Burjo dan si Mawar dimulai, jrengg… jrengggg…
Burjo pun berjalan menyusuri jalan depan kompleks dengan bergandengan tangan dengan Mawar. “Cie… Cie…heloooo hari gini masih jomblo, malu dong sama anak SD. Anak SD aja udah adik kakak. Jadi, kelihatan keren gitu kalau jalannya gandengan tangan. Dalam perjalanan, Burjo dan Mawar terus aja berbincang-bincang membicarakan banyak hal. Walaupun Burjo dan Mawar tahu memang kalau dalam perjalanan itu tidak boleh sambil mengobrol. Dengan percaya diri ia berjalan menyusuri jalan tempat tujuan mereka. Tiba –tiba Burjo dan Mawar dikagetkan dengan suara anjing
 “Guk… gukk… dengan penuh tekad dan dengan hati Burjo, akhirnya ia pun mengeluarkan jurus itu-nya agar terlihat keren di hadapan Mawar yaitu, lari. ”Ayooo lari Beb, cepetan nanti digigit sakit lohh.”  Sembari lari, tanpa disadari Burjo pun melempar HP-nya sendiri “Emang enak ngejar-ngejar gue, rasain loee”. Setelah beberapa menit lari sambil meraba-raba sakunya, Burjo pun tersadar jika yang tadi ia lempar adalah HP-nya sendiri “Tunggu Beb, yang di lempar tadi HP-ku sendiri.” kata Burjo.
 “Yaa cepetan Beb Mawar tunggu disini,” kata si Mawar.
Tak terasa, akhirnya mereka sampai juga di sebuah rumah makan yang mereka tuju. Pegawai dari rumah makan menyapa mereka berdua. “Selamat malam mas, mbak, pacarnya cantik sekali yaa mas?”
Dengan kesombongan hati Burjo pun menjawab “Iya donggg.”
Mungkin dalam pikiran si pegawai tidak menyangka bocah ingusan bisa dapat seorang cewek cantik. Lalu, Burjo izin untuk ke kamar mandi sebentar, kemudian melihat kaca. Melihat seberapa ganteng dirinya. Setelah Burjo merasa kegantengannya sudah maksimal, dengan percaya diri Burjo pun keluar dari kamar mandi. Kemudian orang-orang senyum ke arah Burjo. Burjo pun merasa percaya diri kalau kegantengannya menjadi daya tarik dirinya. Ia pun membalas senyum setiap pengunjung. Tetapi, ketika duduk di meja makan, orang-orang masih tetap melihat Burjo, Ia pun masih tetap dengan pendiriannya kalau orang melihatnya gara-gara kegantengannya. Anehnya lagi, Mawar pun ikut tertawa dan melihat Burjo.
“Kenapa sih Beb? Ketawa-ketiwi sendiri?” tanya Burjo.
 “Siapa yang ketawa?” Tanya balik Mawar sambil memasang wajah menahan ketawa. Akhirnya, setelah kencannya berjalan sukses dan berhasil mengantarkan mawar pulang kerumahnya, Burjo pun merasa bahagia, senang, dan bangga, pokoknya campur aduk yang ada di pikiran Burjo. Ketika perjalanan pulang ke rumahnya, orang-orang masih tetap melihatnya sambil menahan tawa, dan Burjo pun masih tetap dengan perdiriannya dan dengan percaya diri, kalau orang-orang melihatnya karena kegantengannya. Setelah sampai rumah, ia pun masuk ke dalam. Namun, setelah beberapa langkah masuk ke rumah, ibunya tiba-tiba memanggil Burjo sambil menahan tawa. 
“Jo, kamu dari mana?” tanya ibunya sembari menghampiri Burjo yang baru saja pulang kencan. Ia pun datang ke arah ibunya. Sambil berhadapan di depan ibunya, ibunya pun menanyakan “Jo, Burjo apakah resletingmu rusak?”
Mendengar pertanyaan ibunya, Burjo pun merasa terkejut dia langsung berteriak “Hah? memangnya kenapa, Bu?” dengan muka yang kaget
“Lihatlah resletingmu terbuka.”
Dengan raut wajah yang memerah dan setengah terkejut Burjo pun merasa malu. Jadi, selama perjalanan tadi orang-orang melihatnya dan menahan tawa akibat resletingnya terbuka. Apalagi saat itu burjo memakai boxer dengan dua warna, kuning dan pink. Lebih parahnya lagi, boxer yang ia kenakan saat itu bermotif Hello Kitty. Hal itu semakin membuat Burjo malu.
Jadi beginilah kisah-kasih akhir dari seorang Burjo kalau bisa dibilang ada romantisnya yaaa begini apa adanya yaaa memang nggak ada romantis-romantisnya dan untuk seberapa kegantengannya Burjo mohon untuk di maklumi.
Semoga menghibur. 
J J J

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama