UNTIDAR - Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Ilkom) 2020, telah menyelenggarakan rangkaian kegiatan bertema "Kebebasan Berekspresi" pada Minggu, (3/12). Kegiatan berjuluk Fantasy Art ini merupakan acara lanjutan dari Fantasy Cup dan Fantasy Run beberapa hari lalu, sekaligus sebagai acara puncaknya.
Fantasy Art sudah berlangsung selama delapan hari mulai
tanggal 27 November-3 Desember. Berlokasi di Gedung Loka Budaya Sukimin
Adiwiratmoko Magelang, acara ini terbuka untuk umum dan gratis.
"Untuk pamerannya sendiri gratis, khusus untuk All
You Can Paint pengunjung baru dikenakan tarif," ujar Tri Yuliningsih
selaku panitia penyelenggara.
Fantasy Art mengusung tema kebebasan berekspresi yang
menyajikan berbagai pameran hasil kolaborasi. Menggandeng berbagai komunitas
dan seniman lokal Magelang, Fantasy Art menyuguhkan lukisan, fotografi, hingga
karya instalasi frekuensi dari berbagai kolaborator seperti Commpas, Akar Kuas,
Gothak-Gathuk, Magelang Kota Toea, serta Dewan Kesenian Kota Magelang.
“Setiap hari penampilannya berbeda. Untuk hari penutup
ada dari Doa Sepanjang Hari, Ican Macan, dan Sosial Teatrikal. Lalu sebelumnya
juga ada acara Guru Rasa, penampilan dari mahasiswa Ilmu Komunikasi, Workshop
Collagraph, bedah karya, dan panggung bebas juga," papar Tri Yuliningsih.
Tak hanya bertujuan untuk menghibur, acara ini juga
sekaligus memenuhi tugas mata kuliah program studi Ilmu Komunikasi angkatan
2020.
Pameran Fantasy Art terbagi menjadi beberapa ruang.
Pengunjung akan disambut hasil fotografi bertema filosofi warna oleh Commpas,
Light Art oleh Concreate, gambar dan lukisan oleh Akar Kuas, barang-barang lama
seperti kaset vinyl, mesin ketik, koran Suara Merdeka terbitan 1991, hingga
buku-buku terbitan zaman Belanda dari komunitas Magelang Kota Toea. Tak hanya
pameran karya seni dan sastra lama, Gothak-Gathuk turut memamerkan hasil
karyanya berbentuk instalasi digital berbasis frekuensi.
Pada bagian belakang Loka Budaya terdapat All You Can
Paint yakni ruang bagi pengunjung yang ingin mengekspresikan dirinya melalui
melukis. Pengunjung dapat menuangkan perasaan dan emosi sebebas-bebasnya lewat painting
dengan harga cat mulai dari Rp4.000,- saja.
Target pengunjung pada Fantasy Art ini tak hanya bagi
mahasiswa, tetapi juga terbuka untuk umum. Salah satunya yakni Aulia yang
berkunjung untuk mencari hiburan di waktu luang.
"Seru. Akhirnya bisa lihat pameran secara gratis,”
ucap Aulia lalu tertawa.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Najwa, mahasiswa Ilmu
Komunikasi angkatan 2023 yang berkunjung untuk mencari hiburan sekaligus
sebagai objek untuk tugas analisis di mata kuliahnya.
“Kesannya baik, menyenangkan, terus di sini juga ada art
yang menarik, kegiatannya banyak. Ini juga pertama kalinya diselenggarakan,
jadinya saya juga excited mendatangi acara ini,” ungkapnya.
Tri Yuliningsih mengungkapkan dengan adanya kegiatan ini
dapat memberikan dampak bagi berbagai pihak baik panitia, kolaborator, seniman,
musisi, dan masyarakat.
“Harapan acara ini mulai dari Fantasy Cup, Fantasy
Run, dan Fantasy Art tentunya bisa bermanfaat bagi masyarakat khususnya
beberapa seniman yang sudah berkolaborasi dengan kami. Tujuan acara ini salah
satunya bisa menyatukan mahasiswa, masyarakat, dan seniman. Semoga dari acara
ini kita bisa lebih dekat, lebih kenal, dan sama-sama menjalin kekeluargaan."
Reporter:
Roqi
Rina MG1604
Sabiq MG155