UNTIDAR - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bengkel Seni sukses menyelenggarakan Pentas Perdana Gladhen XXIV bertajuk “SKEMA”pada Sabtu (13/05). Kegiatan dilaksanakan secara offline di Gedung Tempat Evakuasi Akhir (TEA), Danurejo, Mertoyudan, Magelang. Acara berlangsung selama dua jam, dimulai pada pukul 20.00 - 22.00 WIB.


Pentas Perdana Gladhen merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Bengkel Seni untuk memperkenalkan Anggota barunya ke khalayak umum. Pada Pentas Perdana kali ini, sebanyak 25 anggota terbagi menjadi beberapa kelompok yang memiliki peran dan jobdesk tersendiri, diantaranya musik, tari, dan teater.


Acara ini turut dihadiri oleh Rektor Universitas Tidar, Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si, pembina UKM Bengkel Seni, delegasi mahasiswa, serta masyarakat umum. Penonton dari berbagai kalangan ini antusias menyaksikan acara hingga akhir. Seusai acara, sebagian besar mereka berjabatan tangan kepada 25 anggota yang tampil untuk memberikan ucapan selamat karena telah menampilkan yang terbaik.


“Acara ini memang dari kita sendiri, mulai dari property, make up, penataan panggung, kecuali untuk busana penari memang kami sewa dari luar," ujar Niken selaku sutradara dalam Pementasan Gladhen XXIV.


Anggun, ketua panitia Gladhen XXIV mengungkapkan bahwa di balik kesuksesan Pentas Perdana Gladhen XXIV terdapat proses yang sangat panjang. "Jadi untuk persiapan sendiri itu lebih lama dari acara sebulumnya, kira kira dua sampai tiga bulan. Mulai dari penulisan naskah, casting, menentukan tokoh yang berperan dalam teaternya, menentukan jobdesk masing-masing anggota. Latihan mulai dari satu sampai dua bulan, berawal dari latihan individu, kemudian latihan bersama. Karena karya original dari kami, maka kami membutuhkan waktu yang maksimal untuk latihan," ujarnya.


Anindita, salah satu penonton dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mengungkapkan kesannya saat menonton pentas Gladhen XXIV. "Kegiatan ini sangat seru dan temanya sangat menarik serta memiliki alur cerita yang bagus. Namun, saya menyayangkan  terkait pemilihan lokasi yang kurang luas, tinggi panggung  yang sejajar dengan tempat penonton, sehingga penonton di belakang tidak bisa melihat penampilan dengan jelas saat karakternya duduk di lantai,” ujarnya.
(FAW/FRR)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama