Secara etimologis kemiskinan berasal dari kata miskin, yang berarti tidak berharta benda atau serba kekurangan. Dalam website resmi Badan Pusat Statistik, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Badan Pusat Statistik menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar untuk mengukur kemiskinan di Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa penduduk miskin ialah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Sedangkan garis kemiskinan dapat diartikan sebagai tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang mencukupi di suatu negara,
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik bulan September 2016, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,76 juta orang atau 10,70 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Berkurang 0,25 juta orang jika dibandingkan pada saat bulan Maret 2016 sebesar 28,01 juta orang. Meskipun mengalami penurunan jumlah, namun angka 27,76 juta masih merupakan angka yang sangat besar dalam pengukuran angka kemiskinan.
Tentunya terdapat banyak sekali hal-hal yang menyebabkan besarnya angka kemiskinan tersebut. Namun disini hanya akan disebutkan beberapa penyebab yang dirasa menjadi penyebab utama kemiskinan, yaitu tingginya laju pertumbuhan penduduk, banyaknya pengangguran, tingkat pendidikan rendah, kurangnya perhatian dari pemerintah serta distribusi yang tidak merata.
Penyebab-penyebab bertambahnya angka kemiskinan tersebut saling berkaitan dan memang terhubung erat dengan kemiskinan, sepertihalnya siklus air yang selalu berputar tanpa henti dengan faktor yang sama. Penyebab pertama yaitu tingginya laju pertumbuhan penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk dalam laju yang sangat tinggi menyebabkan besarnya beban kebutuhan. Besarnya beban kebutuhan tersebut tidaklah diikuti dengan bertambahnya pendapatan, sehingga hal tersebut dapat menyeret orang maupun keluarga ke bawah garis kemiskinan. Penyebab kedua yaitu banyaknya pengangguran di mana banyaknya angkatan kerja (usia 15-64 tahun) yang seharusnya bekerja namun justru menjadi pengangguran. Hal tersebut menyebabkan para penganggur tersebut hanya menjadi beban keluarga. Seperti halnya yang pertama, bertambahnya beban kebutuhan dalam keluarga namun tidak diikuti bertambahnya pendapatan tentunya akan menyeret kebawah garis kemiskinan. Pada dasarnya, tingkat pendidikan yang rendahlah yang menjadi salah satu penyebab tercetaknya generasi pengangguran. Hal itu dikarenakan saat ini Indonesia sedang mengarah pada era industrialisasi yang menggunakan mesin-mesin canggih, tentunya untuk dapat  bekerja di era tersebut dibutuhkan keahlian khusus agar dapat diterima bekerja. Karena tidak memiliki keahlian khusus itulah yang menjadi alasan ditolaknya lembar  lamaran kerja seseorang.
Penyebab ketiga ialah kurangnya perhatian dari pemerintah yang tidak dapat memberikan kebijakan dan pelaksanaannya yang mampu mengendalikan tingkat kemiskinan. Setiap era kepemimpinan negara selalu saja membuat formulasi-formulasi pengendalian kemiskinan baru yang berbeda dari era sebelumnya. Lalu jika satu periode (5 tahun) hanya digunakan untuk membuat formulasi, lantas kapan realisasi dari formulasi tersebut ?
Penyebab keempat sebagai salah satu akar meningkatnya kemiskinan adalah distribusi yang tidak merata. Yang dimaksud dengan distribusi di sini meliputi distribusi pembangunan infrastruktur, layanan kesehatan dan pendidikan serta kebutuhan ekonomi lainnya.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sebab-sebab di atas sangatlah erat hubungannya dengan kemiskinan dan saling berkaitan. Bahkan bisa dibilang itu bukanlah hanya sekedar sebab-sebab, melainkan sebab akibat yang membentuk sebuah siklus tak berujung mengenai kemiskinan. Tentunya untuk menghancurkan siklus itu hal pertama yang harus dilakukan yaitu dengan membuat strategi yang bijaksana untuk menanggulangi kemiskinan serta dengan melaksanakan strategi tersebut secara konsisten. Mungkin hal yang harus kita lakukan selanjutnya yaitu dengan pemerataan distribusi yang dibarengi dengan peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan serta pembuatan lapangan pekerjaan. (MdP)


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama