Sumber: Magelang Ekspres

 

“Menwa tidak diperlukan, lebih baik dibubarkan. Mending ikut organisasi cabaret sama klarinet bersama Squidward” (dikutip dari cuitan akun twitter xxx)

Ujaran tak sedap mengenai  Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa (Menwa) ramai bertebaran di media sosial pada akhir Oktober 2021. Pasalnya, telah terjadi kasus kekerasan yang dilakukan oleh UKM Menwa di Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS). Tepatnya pada tanggal 24 Oktober 2021 salah satu mahasiswa UNS, Gilang Endy Saputra dinyatakan meninggal dunia saat mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Menwa UNS atau yang dikenal dengan Pra Gladi Patria. Dugaan kekerasan menjadi penyebab meninggalnya Gilang setelah dilakukan autopsi jenazah. Hal tersebut menimbulkan tanggapan dari berbagai pihak, salah satunya Menwa Batalyon 922 Macan Tidar.

 

Kekerasan di Menwa Tidak Relevan di Zaman ini

Panji Atmoko, komandan UKM Menwa Untidar mengatakan bahwa kegiatan yang menggunakan kekerasan seperti itu sudah tidak relevan. Menwa saat ini sudah berdiri sebagai UKM di bawah naungan kampus bukan TNI lagi. “Memang output dari UKM Menwa membentuk mental bela negara dengan fisik yang kuat, namun kekerasan dan kontak fisik lain sudah tidak relevan dilakukan,” ungkapnya.

Mencuatnya kasus tersebut membuat UKM Menwa Untidar agak was-was saat kasus itu sedang hangat-hangatnya, lantaran banyak bermunculan stigma-stigma yang bersinggungan dengan Menwa baik dari mahasiswa luar maupun mahasiswa Untidar sendiri. “Nggak mahasiswa luar, nggak mahasiswa Untidar banyak yang membuat story Instagram atau Whatsapp atau Twitter itu yang menyerang Menwa walaupun dalam artian bukan menyerang Menwa Untidar tapi yang dimaksud Menwa kan di sini kita Menwa se-Indonesia. Nah, itu yang menjadi agak was-was juga di batalyon, tapi waktu itu kami bisa tangani dengan cara mengajak diskusi mahasiswa yang membuat story di medsos itu,”  tuturnya.

 

Memengaruhi Kegiatan UKM Menwa Untidar

Tak hanya itu, kasus kekerasan pada Pra Gladi Patria UNS sempat mempengaruhi kegiatan UKM Menwa Untidar. Kegiatan pradiksar Menwa Untidar yang hanya berselang satu minggu dari tanggal kejadian dirasa terhambat perizinannya oleh pihak kampus. Saat hari pelaksanaan kegiatan pihak kampus belum memberi izin sehingga komandan Menwa Untidar berkoordinasi dengan pembina dan melobi Wakil Rektor (WR) III. Alhasil, izin diberikan walau surat izin kegiatan menyusul. WR III juga memberikan rambu-rambu pada Menwa Untidar agar jangan sampai kejadian Menwa UNS terulang di UNTIDAR sehingga kegiatan di lapangan diawasi dengan ketat oleh pembina, alumni, pihak kecamatan, Polsek, dan Koramil setempat.

 

Audiensi Kemendikbud Ristek tentang Keberadaan Menwa di Kampus

Melatarbelakangi kasus tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan menyelenggarakan kegiatan audiensi mengenai pembahasan keberadaan Menwa di perguruan tinggi. Kegiatan tersebut membuahkan beberapa hasil, di antaranya adalah Menwa tetap ada karena masih diperlukan untuk bela negara, wawasan kebangsaan dan lain-lain. Latihan apapun harus dengan pendampingan profesional, didampingi pembina selama kegiatan dengan membuat pernyataan, calon Menwa harus sehat jasmani dan rohani.

Menurut Panji, ia setuju dengan hasil audiensi itu. Hasilnya tidak membatasi ruang gerak UKM  Menwa Untidar dalam melaksanakan berbagai kegiatan. “Selain itu, peraturan-peraturan ketat dari hasil audiensi ini secara umum tidak mempengaruhi kegiatan-kegiatan Menwa karena setiap kegiatan di Menwa memang selalu diawasi oleh pembina dan Menwa sejak dahulu memiliki SOP kegiatan tersendiri berkaitan dengan perizinan dan peraturan hasil audiensi tidak jauh beda dengan SOP di Menwa Untidar sejak dahulu,” jelasnya.

UKM Menwa Untidar akan mengikuti apapun yang pemerintah dan rektorat kehendaki mengingat Menwa hanya satuan terkecil sehingga apapun hasil audiensi akan dilaksanakan.

 

Cara UKM Menwa Untidar Mempertahankan Citra dan Eksistensi di Tengah Pemberitaan Kasus tersebut

Untuk tetap mempertahankan citra dan eksistensinya, UKM Menwa Untidar melakukan beberapa hal di antaranya dengan menjalankan program kerja dengan mengikuti arahan rektorat, melakukan kegiatan yang positif seperti bakti sosial (baksos), penanggulangan bencana serta diikutsertakan dalam organisasi IGANA/IARMI (Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa). Nantinya ketika sudah lulus dapat mengikuti kegiatan baksos dan penanggulangan bencana di dalam lingkungan organisasi tersebut.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama