Negeri Lautan Pincang
karya: Khoirul Prasetyo Utomo
Di negeriku, Negeri lautan pincang.
Ayat-ayat ketegakan ditimpangkan,
Suara-suara kebenaran dibungkam,
Yang berjalan lantunkan pekikan-pekikan kegelisahan ditendang,
Yang menangis-nangis tangisi infrasonik politik picik terbuang di sendang kegelisahan.
Di negeriku, Negeri lautan pincang,
Yang benar disalah-salahkan,
Wajahnya pun disiram-siram,
Yang salah dibenar-benarkan,
Tak pandang, ia dibela mati-matian,
Di negeriku, Negeri lautan pincang,
Keadilan adalah pekikan-pekikan pertanyaan,
Kemungkaran adalah ajang permainan dan gengsi ketidakmampuan,
Hukum adalah pundi-pundi pertanyaan yang terus dipertanyakan di mana ia akan semayamkan pukulan,
Di negeriku, Negeri lautan pincang,
Wakil Tuhan pun di buat pincang oleh mata pincang dan si hati pincang,
Di negeriku, Negeri lautan pincang,
(Anggapnya)
Kepincangan adalah peradaban kemajuan zaman,
Kepincangan adalah kemewahan,
Kepincangan adalah zat adictif ketulinan pun kebutaan,
Di negeriku, Negeri lautan pincang,
Yang tak pincang di pincang-pincangkan,
Yang pincang tak di pincang-pincangkan,
Siapa yang pincang ialah tuan, ialah kawan,
Siapa yang tak pincang ialah lawan.
Di negeriku, Negeri lautan pincang,
Pekik pertanyaan tak hengi berkumandang tanyakan Kewarasan Tuan!
Negeriku, Negeri lautan pincang!
Magelang, 26 November 2017