B
|
angsa yang besar adalah
bangsa yang tidak melupakan jasa-jasa pahlawannya. Inilah semboyan yang agaknya
menjadi dasar pergerakan aksi damai peringatan Hari Pahlawan 10 November yang
digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Tidar (Untidar)
bersama peserta didik School of BEM
(SOB) dan sejumlah mahasiswa Untidar lainnya untuk tetap gencar mengingatkan
sejarah kepada masyarakat Magelang di tengah-tengah guyuran hujan kemarin,
Senin (10/11).
“Hujan
bukan penghalang. Dulu pahlawan berjuang tidak kenal panas dan hujan, mereka
berjuang meninggalkan keluarga di rumah, mempertaruhkan nyawa,” terang Ketua BEM
KM Untidar, Krisnaldo Triguswinri, tatkala ditemui di kesekretariatan.
Menurut
mahasiswa Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) semester 5 tersebut, masyarakat yang notabennya terikat pada pemenuhan
kebutuhan, setidaknya mengingat hari-hari peringatan nasional, layaknya Hari
Pahlawan juga peringatan lainnya seperti Sumpah Pemuda, hari lahirnya
Pancasila, dan hari-hari bersejarah lain. Berbeda dengan siswa ataupun
mahasiswa yang mampu memperingati sejarah dengam berbagai macam kegiatan
seperti aksi damai, upacara, bakti sosial dan kegiatan peringatan lainnya.
“Jangan
sampai masyarakat melupakan. Indonesia sampai sekarang ini berkat perjuangan
mereka. Walaupun pahlawan sudah gugur, tapi mereka tetap ada di dalam jiwa dan
pikiran,” tambahnya.
Dimulai
pukul 13.00 WIB mereka berbondong-bondong berjalan kaki dari kampus menuju Alun-Alun
Kota Magelang yang merupakan pusat kota sambil menyuarakan lagu perjuangan
serta nasional lengkap dengan atribut orasi. Aksi tearikal, orasi, membagikan
bunga serta pers release ke
masyarakat pun dilakukan.
Adanya
kegiatan semacam ini tak hanya sekadar mengingatkan kepada masyarakat untuk
mengenang kembali sejarah yang pernah ada, akan tetapi juga tak lepas untuk menggebrak
kesadaran bahwa perlunya muncul pahlawan-pahlawan baru untuk perubahan bangsa
Indonesia ke arah yang lebih baik.
“Pahlawan-pahlawan
yang bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik lagi, menciptakan social justice, bisa mensejahterahkan
masyarakat secara egaliter, dan
lain-lain. Masih banyak PR yang harus dilakukan,” pangkasnya. (Flo/Lpm Mata)