Sumber: dokumentasi penulis



MAGELANG - Kedatangan tim KKN UNTIDAR di Ornamental Art Borobudur disambut dengan antusias oleh pengrajin stupa pada Kamis, (25/01). Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi pada program kerja Smart Village dengan luaran kegiatan berupa pembuatan website.

"Pada awalnya usaha ini didirikan pada tahun 1997, namun saat itu saya masih mengandalkan supplier dan hanya menjual batu dan perunggu di daerah Borobudur. Waktu itu, saya kepikiran gimana kalau saya bikin usaha kerajinan ornamental saja, karena waktu itu di musim-musim hari besar banjir pengunjung dan saya sempat kehabisan stok baju dan perunggu dari supplier, sehingga mendorong saya untuk menjalankan usaha ornamental sendiri," tutur Kasmadi selaku pemilik Ornamental Art Borobudur sejak 2010.

 

Ornamental Art Borobudur merupakan satu-satunya pengrajin ornamental di Desa Tanjungsari, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Jam operasional mulai 07.00-08.00, usaha ini menjual berbagai macam kerajinan ornamental pahatan dengan bahan baku pasir dan semen. Bentuknya meliputi stupa, relief, kaligrafi, miniatur Borobudur, miniatur Prambanan, miniatur Mendut, burung garuda, ganesha, gajah, semar, dan lain-lain. Ornamental Art Borobudur juga bersedia menerima pesanan sesuai keinginan pembeli dengan harga yang bervariasi.

"Untuk harga stupa kecil dua belas ribuan, stupa sedang lima belas ribuan, stupa besar tiga puluh ribu, burung garuda besar seratus lima puluh, dan stupa kepala empat ratus lima puluh ribu," tutur Kasmadi.

 

Target pasar kerajinan ini yaitu turis lokal dan turis mancanegara. Selain itu, usaha ini juga dipasarkan melalui Instagram dan Facebook. Namun, untuk penjualan online memang belum optimal karena terbatasnya sumber daya, sehingga lebih diutamakan penjualan secara offline. Meski begitu, pembeli tidak dibatasi di cakupan daerah Borobudur dan sekitarnya saja, Ornamental Art Borobudur juga pernah menerima pemesan dari luar daerah bahkan luar negeri seperti Jepang dan Kamboja.

Menjalankan usaha selama hampir 14 tahun, Pak Kasmadi mengaku terdapat suka dan duka. "Musim hujan, harga bahan baku, dan jumlah pembeli sangat berdampak pada usaha yang saya miliki. Misalnya waktu Covid-19 kemarin, semuanya tutup total, jadinya saya gak ada pemasukan sama sekali. Otomatis saya beralih ke usaha lain." jelasnya.

 

Harapannya, kedatangan tim KKN UNTIDAR ini selain membantu mengenalkan Ornamental Art Borobudur, Kasmadi juga berharap kepada generasi muda agar mencintai produk lokal dan tidak meninggalkan kekayaan budaya Indonesia.

"Untuk para anak muda, jangan pernah sekali-sekali melupakan budaya lokal Indonesia. Justru lebih baik budaya tersebut diperkenalkan ke mancanegara apalagi sekarang semuanya sudah serba digital," tutup Kasmadi.

 


Penulis:

Nurul Huda

Editor:

Siti Roqidah

Layouter:

Farchan Arif Widodo

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama