Ilustrator: FFN

 

Universitas Tidar (UNTIDAR) resmi memberhentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas hingga 2 Maret 2022 dan mengubah pelaksanaan perkuliahan menjadi sistem daring secara penuh. Hal tersebut tertuang dalam pengumuman yang dikeluarkan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik (WR 1) No. B/594/UN57/PK.01.03/2022 pada 22 Februari 2022 lalu. Keputusan tersebut diberlakukan karena meningkatnya penularan kasus COVID-19 di lingkungan UNTIDAR setelah pelaksanaan PTM terbatas selama satu minggu.

Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 12 Tahun 2022 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, Level 3, dan Level 2 COVID-19 di Wilayah Jawa dan Bali tanggal 21 Februari 2022 poin kesatu, Kota Magelang tengah menjalani PPKM Level 4, sehingga PTM terbatas di UNTIDAR ditunda lagi hingga 9 Maret 2022 setelah dikeluarkannya pengumuman No. B/741/UN57/PK.01.03/2022 tentang Pelaksanaan Perkuliahan Daring Semester Genap Tahun Akademik 2021/2022 pada 1 Maret 2022.

Pada 8 Maret 2022, WR 1 kembali mengeluarkan pengumuman penundaan PTM di UNTIDAR hingga 15 Maret 2022 melalui pengumuman No. B/908/UN57/PK.01.03/2022 tentang Pelaksanaan Perkuliahan Daring Semester Genap Tahun Akademik 2021/2022. Dalam pengumuman tersebut, disebutkan jika kegiatan praktikum dan tugas akhir bisa dilaksanakan secara luring dengan menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, tertera juga bahwa setelah 15 Maret akan diumumkan kembali pelaksanaan kegiatan berdasarkan perkembangan COVID-19.

Pengumuman pelaksanaan kegiatan perkuliahan secara berkala tersebut menimbulkan berbagai tanggapan dari mahasiswa. Salah satunya adalah Ruth Erica Margaret, mahasiswi rantau asal Medan, program studi Ilmu Komunikasi angkatan 2021. Menurutnya dalam mengeluarkan pengumuman pihak kampus harus memperhatikan detail dan kejelasan seperti jangka waktu tertentu, sehingga kesannya tidak diundur-undur.

“Jujur rasanya tidak enak karena digantungkan. Bila harus full online sampai UAS, maka isi dari surat itu harusnya begitu, bukan hanya diundur-undur tanpa kepastian,” jelas mahasiswa yang kerap dipanggil Aret tersebut.

Aret juga menyebutkan, jika pihak kampus tetap seperti itu dalam menindaklanjuti berlangsungnya PTM, hal tersebut hanya akan meresahkan mahasiswa terutama mahasiswa rantau yang jauh dari rumah.

“Para mahasiswa juga akan kembali pada saat lebaran, kasihan mereka yang ingin pulang tetapi digantungkan oleh pengumuman kampus yang tidak pasti. Mereka takut jikalau mereka pulang, kos atau kontrakan mereka tiba-tiba diambil orang karena kampus mungkin akan menerapkan kuliah luring lagi,” tambahnya.

Mahasiswa sendiri banyak yang menantikan kembali dilaksanakannya pembelajaran secara luring. Seperti ungkapan Anisa Larasati, mahasiswi Pendidikan Biologi 2021. “Saya sendiri sangat menanti-nantikan pembelajaran luring, tapi mengingat sekarang kasus COVID-19 di Magelang menduduki level 4 dan masih belum turun juga. Jadinya kita ikuti peraturan saja karena mengingat kondisi yang belum memungkinkan. Namun sebaiknya dari pihak universitas memberi kejelasan yang pasti. Melihat dari mahasiswa Magelang sendiri juga ada yang ngekos karena jarak rumah jauh dari kampus. Jadi jika sudah ada keputusan yang pasti dari kampus mereka bisa menentukan pilihan untuk tetap stay di kos atau pulang ke rumah,” ujarnya.

Tak hanya itu, sebagai mahasiswi asli Magelang, ia juga resah dengan dilanjutkannya PTM akan berdampak buruk terhadap penyebaran COVID-19 yang sedang meningkat di kota Magelang. “Karena saya asli orang Magelang dan melihat kondisi saat ini memang kasus COVID-19 sedang naik dan menurut saya tidak apa-apa jika dilaksanakan daring kembali, mengingat kondisi yang belum memungkinkan apabila dilaksanakan PTM. Apalagi Magelang saat ini naik level 4. Jadi, saya pribadi sebagai mahasiswa merasa was-was ketika PTM dilanjutkan lagi dalam kondisi yang belum memungkinkan,” jelasnya.

Noor Farid, Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Tidar memberikan pernyataannya mengenai hal tersebut. Ia mengatakan bahwa pengumuman keputusan pembelajaran tersebut dilakukan secara berkala, mengacu pada fluktuasi perkembangan COVID-19. Maka dari itu, pihak pimpinan kampus mengadakan rapat evaluasi seminggu sekali yakni tiap hari Selasa.

Ia juga mengungkapkan bahwa sebelumnya sudah ada usulan pembelajaran daring diperpanjang sampai UTS, namun dari pihak pimpinan tidak mengizinkan karena masih melihat perkembangan COVID-19.

Menanggapi keluhan dari mahasiswa terkait pengumuman penundaan PTM, menurutnya UNTIDAR perlu melakukan adaptasi dengan perkembangan COVID-19. “Saya memaklumi kalau mahasiswa merasa begitu (red. menunggu-nunggu), tapi kalau saya umumkan sampai UTS, kelihatannya UNTIDAR tidak beradaptasi, lihat perkembangan kok juga tidak, walaupun seminggu atau dua minggu yang akan datang seandainya kuliah luring juga memungkinkan.” jelas Noor Farid. “Selasa akan diadakan rapat lagi dan dikeluarkan pengumuman lagi,” imbuhnya. (MSN/RR).

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama