Good News From Indonesia (GNFI) kembali melakukan survei mengenai tingkat optimisme masyarakat Indonesia terhadap kondisi Indonesia di masa depan. GNFI adalah platform media untuk berbagi informasi bersifat independen, menyebarkan semua berita positif dan kabar baik dari seluruh Indonesia. GNFI bersifat non-partisipan dan menjunjung tinggi jurnalisme positif, guna meningkatkan optimisme dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap masa depan negeri ini.

    Jika melihat kondisi Indonesia dua tahun kebelakang, banyak perubahan pada dinamika kehidupan di masyarakat. Hal ini tak lain karena pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia, tidak terkecuali Indonesia yang tak sedikit mengakibatkan perubahan pola pikir, perilaku, maupun kebiasaan di masyarakat. Pembatasan kegiatan yang dilakukan, membuat para pelajar dan pekerja melakukan kegiatan mereka dari rumah, berbagai aktivitas hiburan ditutup sementara. Sektor krusial seperti ekonomi dan pariwisata sempat megalami krisis, hingga aspek lain turut mengubah cara kerjanya untuk menyesuaikan kondisi pandemi saat ini. Berdasarkan kondisi yang kita alami, GNFI mencoba melihat bagaimana pandangan masyarakat terhadap kondisi bangsa Indonesia. Seberapa besar tingkat optimisme masyarakat terhadap Indonesia di masa yang akan datang.

    Sejak tahun 2008 hingga saat ini, GNFI telah melakukan survei optimisme masyarakat Indonesia terhadap kondisi bangsa Indonesia sebanyak empat kali. Dalam menjalankan survei ke-4 ini, GNFI bekerjasama dengan Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) untuk memperbaiki metodologi dan operasional survei sehingga data yang dihasilkan lebih sahih dan kredibel. Terdapat lima sektor yang menjadi fokus utama dalam survei tahun ini. Diantaranya yakni bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Kebutuhan Dasar, Ekonomi dan Kesehatan, Kehidupan Sosial, serta Politik dan Hukum. Survei dilakukan pada tanggal 8-15 Juli 2021 dengan jumlah responden 800 orang. Dimana 68,2% laki-laki dan 31,8% responden perempuan. Berdasarkan kategori usia, sebanyak 64,4% termasuk dalam generasi Z (<25 tahun), dan 35,6% lainnya merupakan generasi Y (25-40 tahun).

Optimisme Per Sektor

    Hasil survei menunjukkan nilai indeks optimisme masyarakat Indonesia terhadap keseluruhan sektor sebesar 64,0%. Nilai tersebut tergolong ke dalam kategori net indeks yang tinggi. Kondisi pandemi nyatanya tak membuat masyarakat kehilangan rasa optimis terhadap kondisi Indonesia di masa yang akan datang. Berdasarkan lima sektor yang menjadi fokus utama penelitian, sektor Pendidikan dan Kebudayaan memiliki net indeks keseluruhan tertinggi, yakni 83,9%, kemudian disusul oleh sektor Kebutuhan Dasar sebesar 75,1%, Ekonomi dan Kesehatan 64,6%, Kehidupan Sosial 51,0%, dan yang terendah yakni sektor Politik dan Hukum dengan net indeks sebesar 32,1%.

    Pada sektor Pendidikan dan Kebudayaan, masyarakat merasa optimis terhadap kemudahaan  untuk mendapatkan akses pendidikan berkualitas di masa depan, sedangkan dalam subsektor kebudayaan, masyarakat memiliki optimisme yang tinggi bahwa produk kerajinan tangan budaya Indonesia bisa diterima dunia. Kemudian pada sektor Kebutuhan Dasar, net indeks tertinggi diraih oleh kategori pemenuhan gizi seimbang untuk diri anak yakni sebesar 62,0%. Lalu pada sektor Ekonomi dan Kesehatan, masyarakat memiliki optimisme yang tinggi bahwa masyarakat bisa membangun lapangan pekerjaan di masa depan. Sedangkan dalam sektor kesehatan, meskipun rumah sakit sempat collaps akibat pandemi Covid-19, masyarakat tetap memiliki optimisme tergolong tinggi mengenai kemudahaan layanan kesehatan di masa depan, yakni sebesar 51,0%. Pada sektor Kehidupan Sosial, masyarakat memiliki rasa optimisme mengenai adanya kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan untuk berkembang di masa depan. Terakhir, sektor yang mencetak nilai indeks terendah pada survei tahun ini adalah sektor Politik dan Hukum. Pada sektor ini, sebesar 71,2% masyarakat lebih memilih netral ketika dihadapkan pada pertanyaan apakah pemerintah mampu menerapkan pemerintahan yang bersih, baik, dan transparan di masa depan.

Optimisme Per Sektor Berdasarkan Jenis Kelamin

    Pada hasil survei nilai optimisme per sektor berdasarkan jenis kelamin, sektor Pendidikan dan Kebudayaan net indeks menunjukkan 83,9% (jumlah sama antara laki-laki dan perempuan). Mendapatkan akses pendidikan berkualitas di masa depan memiliki net indek tertinggi dengan laki-laki (64,7%) sedangkan perempuan (75,0%). Sektor Kebutuhan Dasar pada aspek memenuhi gizi seimbang untuk diri sendiri memiliki net indeks paling tinggi dengan 52,9% (laki-laki) dan 57,1% (perempuan). Keseluruhan net indeks pada sektor ini adalah 74,5% (laki-laki) serta 76,4% (perempuan).

    Net indeks pada sektor Ekonomi dan Kesehatan pada laki-laki dan perempuan masing-masing sebesar 65,8% dan 62,2%. Pada aspek mendapatkan akses layanan kesehatan di masa depan memiliki nilai net indeks tertinggi yaitu 51,5% (laki-laki) dan 42,7% (perempuan). Selanjutnya, sektor Kehidupan Sosial survei nilai optimisme pada net indeks sebanyak 50,7% untuk laki-laki dan 50,8% untuk perempuan, bisa dikatakan hampir sama karena hanya selisih 0.1% antara laki-laki dan perempuan. Sektor ini, pada aspek masyarakat Indonesia semakin memiliki toleransi di masa depan memiliki nilai net indeks tertinggi dari aspek lain yaitu sebesar 36,3% (laki-laki) dan 32,3% (perempuan).

    Optimisme per sektor yaitu sektor Politik dan Hukum berdasarkan jenis kelamin memiliki nilai net indeks yang paling rendah dibandingkan sektor lain, yaitu pada laki-kai sebesar 29,3% dan perempuan sebesar 34,3% saja. Pada sektor ini, net indeks tertinggi hanya sebesar 22,3% pada laki-laki dan 21,3% pada perempuan, yaitu pada aspek korupsi di Indonesia semakin rendah di masa depan.

Optimisme Per Sektor Berdasarkan Kategori Usia

    Survei pada optimisme per sektor ini berdasarkan kategori usia yaitu pada generasi Z (<25 tahun) dan generasi Y (25-40 tahun). Pada sektor Pendidikan dan Kebudayaan net indeks menunjukkan sebesar 86,7% diisi oleh Gen Z dan 82,3% oleh Gen Y. Aspek dengan nilai net indeks tertinggi adalah pada mendapatkan akses pendidikan berkualitas di masa depan dengan besaran 66,3% (Gen Z) dan 100.0% (Gen Y). Sektor Kebutuhan Dasar memiliki net indeks yang lebih kecil dari sektor sebelumnya yaitu sebesar 70,5% untuk Gen Z serta 77,7% untuk Gen Y. Sektor ini aspek tertingginya adalah memenuhi gizi seimbang untuk diri sendiri dengan net indeks 48,4% untuk Gen Z dan 57,5% untuk Gen Y.

    Sektor Ekonomi dan Kesehatan memiliki net indeks yang juga lebih kecil dibandingkan sektor-sektor sebelumnya yaitu sebesar 67,7% untuk Gen Z sedangkan Gen Y sebesar 62,9%. Aspek mendapatkan akses layanan kesehatan di masa depan memiliki nilai net indeks tertinggi dari aspek lain yaitu 58,8% pada Gen Z dan 45,0% pada Gen Y. Pada sektor Kehidupan Sosial sebesar 48,8% adalah net indeks untuk Gen Z dan 51,8% untuk Gen Y. Net indeks tertinggi pada sektor ini adalah aspek masyarakat Indonesia semakin memiliki sikap toleransi di masa depan yang sebesar 33,3% untuk Gen Z dan 35,9% untuk Gen Y. Pada sektor terakhir yang disurveikan beradasarkan kategori usia adalah sektor Politik dan Hukum. Net indeks keseluruhan pada sektor ini adalah 28,1% untuk Gen Z dan 32,4% untuk Gen Y. Aspek dengan net indeks paling tinggi adalah korupsi di Indonesia semakin rendah di masa depan yang sebesar 18,9% untuk Gen Z dan 23,7% untuk Gen Y. Dari semua sektor yang berdasarkan kategori usia sektor Politik dan Hukum adalah yang terendah nilai net indeksnya.

Permasalahan Utama Indonesia

    Pada survei GNFI ini juga terdapat pertanyaan terbuka yaitu mengenai masalah utama yang dihadapi Indonesia saat ini. Permasalah Covid-19 menjadi masalah yang paling tinggi nilai net indeksnya yaitu 73,3%. Disusul dengan masalah kebijakan pemerintah menyulitkan dan tidak tegas sebesar 4,3%, fasilitas kesehatan dan vaksin sebesar 3,6 dan masyarakatnya tidak mematuhi prokes sebesar 3,5%.

    Pada pertanyaan terbuka mengenai apa yang menjadi perhatian kaum muda Indonesia saat ini, sebesar 25,8% mengungkapkan kebijakan pemerintah menyulitkan dan tidak tegas adalah yang paling menjadi perhatian atau isu millenial Indonesia. Isu lain yang memiliki net indeks yang juga besar yaitu mengenai lapangan pekerjaan (17,1%), perekonomian (11,4%) dan keamanan & kriminalitas (6,5%).

    Mengenai pertanyaan terbuka lain yang diajukan kepada responden adalah tentang rencana prioritas responden untuk tahun depan, paling tinggi (28,5%) adalah sukses di pekerjaan/usaha. Rencana-rencana lain yang menjadi prioritas responden adalan sebesar 19,5% menjadi pengusaha, 13,1% ingin mendapatkan pekerjaan, dan 6,1% menginginkan sukses di pendidikan (lulus tepat waktu, IPK bagus, dll).

    Terakhir untuk survei ini yaitu mengenai optimisme terhadap pencegahan kerusakan lingkungan. Rata-rata optimisme sebesar 7,21%, dengan sebesar 43,1% responden optimis, dan sebesar 56,9% responden memilih netral.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama