Aktivitas pasar pasca kebakaran beralih tempat ke Terminal Induk Banjarnegara, Jawa Tengah, (19/3).


BANJARNEGARA - Bencana kebakaran yang terjadi di Pasar Induk Banjarnegara menyebabkan beberapa kios pasar ludes terbakar pada Kamis, (11/3). Hal ini membuat sejumlah pedagang terhambat dalam menjalankan profesinya. Kondisi pasar yang masih dalam masa pembersihan dan belum ada perbaikan dari pemerintah mengakibatkan adanya pemindahan pasar untuk sementara waktu. Para pedagang yang terdampak berinisiatif memindahkan lapak penjualannya ke beberapa lokasi yang dekat dengan pasar induk, mulai dari area dalam dan tepian luar Pasar Unggas serta Terminal Induk Banjarnegara.

Kuswati, salah satu pedagang yang terdampak dari peristiwa ini mengungkapkan bahwa pemilihan lapak untuk berjualan dilakukannya sendiri, tanpa ada campur tangan pemerintah. Bahkan, fasilitas tenda yang digunakan untuk menaungi barang-barang dagangannya merupakan kepemilikan pribadi.

“Iya, pedagang sendiri. Pemerintah belum mengatur. Ya, maksudnya ngatur, tapi tidak disuruh pindah ke sini. Itu kemauan masing-masing pedagang supaya ekonominya bisa tetap jalan,” ujarnya.

Pemindahan lapak dilakukan secara berangsur-angsur dimulai sejak hari Jumat, (12/3). Sebelum menempati trotoar Jalan Letnan Karjono, Kuswati sempat mendapat informasi bahwa pasar akan dipindah ke Pasar Salak Banjarnegara yang berada sejajar dengan Stadion Kolopaking. Di sepanjang jalan itu, memang banyak orang yang sudah menandai dengan garis-garis dan nama masing-masing pedagang sebagai pembatas antar kios. Awalnya terdapat spanduk himbauan di sebelah utara terminal induk agar pedagang berpindah ke Pasar Salak pada tanggal 16 Maret 2021. Akan tetapi, hal ini dibatalkan seiring diturunkannya spanduk tersebut.

“Padahal saya sudah ke sana waktu pagi untuk membuat garis sendiri. Takutnya kita tidak bisa berjualan, maklum karena pedagang kecil. Setelah selesai membuat garis, ternyata suami saya bilang kalau tidak jadi pindah,” kata Kuswati.          

Persebaran lokasi yang acak dan saling berdesakan membuat beberapa pembeli kesulitan mencari kios langganannya. “Ya, ada yang nyari, tapi ada juga yang tidak ketemu,” tutur Suwarni, salah seorang pedagang pasar. Ketika ditanya mengenai kondisi pasar sementara ini, ia mengatakan bahwa kondisi pasar lumayan ramai, yang terpenting tetap ada pemasukan daripada hanya dirumah. Fasilitas umum seperti toilet dan musala terdekat hanya ada di terminal induk. Namun, bagi mereka fasilitas ini cukup memadai sebagai alternatif dari tempat yang biasanya para pedagang gunakan. (FF/ZI)

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama