Penyerahan hadiah kepada pemenang Short Movie Competition. 
UNTIDAR - Mahasiswa Kampus Elang yang tergabung dalam komunitas Kolaborartsi, berhasil mengantongi juara 1 dalam ajang PUSPIPTEK Short Movie Competition. Kompetisi tersebut diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK). Rangkaian seleksi dalam kompetisi yang bertema Innovation without Limits ini dibagi menjadi 2, yaitu seleksi awal yang dilaksanakan pada 24 Juli-20 September 2019 dan seleksi final pada 29 September-3 Oktober 2019.

PUSPIPTEK Short Movie Competition memiliki 2 kategori, yaitu tingkat sekolah menengah atas dan perguruan tinggi. Ahmad Maulana Ghufar selaku ketua tim beserta rekannya, Endy Sanjaya dan Faizin, menjadi salah satu finalis dari UNTIDAR. Ahmad dkk berhasil lolos seleksi pertama melalui film pendeknya yang berjudul Pawuhan.

“Temanya itu tentang inovasi gitu. Sesi pertama, melalui seleksi film dokumenter berdurasi maksimal 5 menit. Kami membuat film pendek berjudul Pawuhan. Isinya itu tentang seseorang yang berinovasi untuk mengolah sampah menjadi barang-barang yang berguna. Pawuhan itu artinya pengolahan sampah. Kemudian, dari 207 pendaftar kami lolos 5 besar dan menjadi finalis,” ujar Ahmad Maulana Ghufar, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia semester 7.
Selanjutnya, kepada Tim LPM MATA, Ahmad Maulana Ghufar, mahasiswa yang menggemari Bahasa Sanskerta ini menjelaskan tahapan seleksi kedua. “Sesi kedua terselenggara pada (29/9-3/10) di Tangerang. Kami di sana diminta membuat film dengan tema Sri Kandi Iptek. Jadi tahap penilaiannya itu 2 kali,” tuturnya.

“Di sana, kami membuat film dengan judul Wiguna. Film tersebut lebih mengulik dari sisi penelitinya. Wiguna artinya manfaat. Karena ibu Dr. Andon, Peneliti Badan Tenaga Nuklir Nasional, menceritakan tentang manfaat nuklir dalam film tersebut. Jadi kami mengambil judul tersebut,” jelasnya.
Raedy Hendarto, selaku Pemimpin Redaksi (Pemred) ITP 2018 menyatakan Ahmad, Endy, dan Faizin yang berangkat ke Tangerang ternyata diminta membuat film lagi. Film itu tentang manfaat nuklir.

Ahmad dkk pun sempat minder. Karena, ketika proses pembuatan film di Tangerang sempat terkendala dengan peralatan. Mereka hanya menggunakan alat seadanya yang dibawa. “Kami hanya membawa alat paling sedikit diantara peserta yang lain. Kami hanya membawa kamera, tripod, dan laptop. Sehingga, kami sempat minder karena peserta lain membawa banyak alat. Contohnya, drone dan gimbal,” lanjutnya.

Ahmad pun mengungkapkan bahwa ketika momen awarding merasa pesimis untuk menang dan mengalahkan instansi lain. “Kami hanya memaksimalkan di konsep. Karena konsep merupakan hal terpenting dalam pembuatan film. Dari keterbatasan itu kami menyiasatinya dengan cara kami sendiri. Misalnya, kami tidak ada gimbal. Nah itu kami siasati dengan tripod. Walaupun ada keterbatasan tersebut, Alhamdulillah juara satu,” ungkap Ahmad dengan kegembiraan.
Sebagai informasi, juara 2 digait oleh Jasbiru Movies dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Sedangkan juara 3 digait oleh Pictures dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

“Saya pun ikut bangga karena Kolaborartsi bisa mendapat juara 1. Rasanya itu luar biasa dan tidak menyangka. Karena  jika dilihat dari peserta lain itu notabene dari instansi dan UKM perfilman. Jadi sesuailah dengan bidangnya,” ungkap Raedy Hendarto.

Tambahan informasi, Kolaborartsi merupakan gabungan dari JMB Creative dan Ikan Teri Production (ITP). Mereka menjalin kerja sama dalam ajang PUSPIPTEK Short Movie Competition. Raedy Hendarto mengatakan, “Kami, ITP dan JMB Creative bekerja sama untuk mengikuti lomba tersebut. Ide untuk berkolaborasi itu dari Ahmad Maulana Ghufar. Jadi, ia berpikir bahwa dari pada jalan-jalan sendiri, lebih baik kita mencoba untuk bergabung,” ujarnya. (IN)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama