TANAM: Penanaman pohon tatebuya di Gunung Tidar oleh Muhammad
Amin (kiri),
Kepala Jurusan Teknik Sipil Untidar bersama Kepala UPT Kawasan
Gunung Tidar, Widodo (kanan).
|
Jika biasanya bakti sosial berbentuk kegiatan yang
berkaitan dengan masyarakat, Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMTS) Universitas
Tidar punya cara lain untuk bersosial. Kemarin, Sabtu (10/11), HMTS ajak 150
mahasiswa baru Teknik Sipil beramai-ramai tanam 22 pohon di Gunung Tidar.
Ketua Panitia, Fuad Trilaksono mengatakan terdapat dua
jenis pohon yang ditanam di sana. “Ada 12 pohon tatebuya dan 10 pohon pisang,”
katanya.
Ia menerangkan pemilihan pohon ini mempertimbangkan
jumlah kera penghuni yang kini melonjak pesat. “Jumlahnya banyak, sedangkan
bahan makanan masih terbatas. Inilah yang menjadi pertimbangan,” jelasnya.
Seperti yang dilansir Kompas, Catatan UPT Kawasan Gunung Tidar Magelang menyebutkan bahwa setiap
tahun populasi kera cenderung meningkat drastis. Dalam jangka waktu dua tahun
saja, perkembangbiakan binatang primata itu mencapai 100 persen.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha (TU) UPT Kawasan Gunung Tidar, SW
Wahyuono, beberapa waktu lalu menyebutkan tahun 2015, jumlah kera ekor panjang
tidak lebih dari 300 ekor. Namun, semester pertama 2017 ini jumlahnya bertambah
hingga sekitar 600 ekor.
“Empat bulan lalu, tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM)
Yogyakarta melakukan penelitian yang hasilnya menyebutkan bahwa ada sekitar 600
ekor monyet hidup di Gunung Tidar saat ini,” papar Wahyu.
Sementara pemilihan pohon tatebuya, Fuad menambahkan, melihat dari
segi potensi wisata yang ada di sana. “Kita lihat potensi di sana. Banyak
wisatawan yang berkunjung. Ini menjadi salah satu hal yang akan meningkatkan
daya tarik wisatawan,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, penanaman ini dilakukan di dua titik. Pohon
tatebuya ditanam di puncak bukit, sedangkan pohon pisang di lembah. “Untuk
tatebuya di atas, sedangkan pisang di bawah,” lanjutnya.
Di sisi lain, mahasiswa Teknik Sipil semester 3 itu menerangkan
kegiatan ini dilakukan sebagai perwujudan dari salah satu Tridharma Perguruan
Tinggi, pengabdian masyarakat. “Ini adalah satu bentuk dari pelaksanaan
Tridharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat. Tapi kami
mengemasnya dengan cara yang berbeda. Berbakti sosial dengan lingkungan
sekitar,” ungkapnya.
Menurutnya, kegiatan ini mampu mengajak mahasiswa
untuk lebih mengenal wisata yang ada di Magelang sekaligus mengajak untuk
menghargai alam sekitar. “Terutama bagi mahasiswa yang belum pernah ke Gunung Tidar,”
tambahnya.
Senada dengan Fuad, salah satu peserta baksos, Julian
Winantun Triniko turut mengapresiasi
kegiatan ini. “Sangat bermanfaat sebagai ajang pengenalan wisata di Magelang.
Sekaligus lebih bisa mencintai lingkungan,” katanya.(Flo)