Untidar (12/03) Dalam rangka memperingati Hari Sastra, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) menyelenggarakan Seminar Sastra Nasional di auditorium Untidar. Narasumber pada siang hari ini adalah Ahmad Tohari, penulis trilogi "Ronggeng Dukuh Paruk" dan Triyanto Triwikromo, sastrawan, redaktur budaya Suara Merdeka sekaligus dosen Universitas Diponegoro. Lebih dari 200 peserta baik dari civitas akademika Untidar maupun dari luar Untidar seperti guru maupun pelajar ikut meramaikan acara ini.

Seminar Sastra Nasional yang dimulai pukul 13.00-16.00 WIB ini dibuka langsung oleh Dekan Fakultar Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untidar, Prof. Dr. Sukarno, M.Pd., Dilanjutkan dengan penampilan mini teater oleh mahasiswa PBSI bergabung Bengkel Seni. Acara ini dimoderatori oleh Wicahyaniti Rejeki, pengiat sastra. Sesuai dengan tema, Triyanto Triwikromo menyampaikan materi tentang Menuju Sastra Alih Wahana. Sedangkan Ahmad Tohari memaparkan pokok-pokok pikiran tentang Membangun Kembali Kesetiaan terhadap Bahasa dan Sastra Indonesia. "Orang membaca sastra itu lebih manusiawi, sensitifitas, otak kiri dan otak kanan berjalan. Kembangkan dan menjadilah manusia yg seimbang, jadi bacalah sastra", urai Ahmad Tohari.


Dalam akhir acara, kepada tim redaksi LPM Mata, Ahmad Tohari mengungkapkan kesan bangga pada acara ini. "Saya merasa bangga karena minat para peserta itu tinggi sekali, pertanyaannya berkualitas, hampir tidak ada yang keluar dalam seminar ini. Saya menangkap suasana anak-anak menyadari bahwa memang bahasa dan sastra itu suatu hal yang penting, yang tidak boleh ditinggalkan", ungkap penulis novel Bekisar Merah ini. (Isn)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama