Berbaris : Prof. Dr. Ir. Mukh Arifin, M. Sc. pamerkan surat edaran di depan awak media.

UNTIDAR – Dalam rangka menindaklanjuti surat edaran nomor 3/UN57/SE/TU/2020 mengenai kesiapsiagaan dan pencegahan penyebaran COVID-19 di lingkungan UNTIDAR, Prof. Dr. Ir. Mukh Arifin, M. Sc., Rektor UNTIDAR gelar jumpa pers di ruang rapat rektorat lantai 2 pukul 14.00 WIB pada Senin, (16/3).
Ia memaparkan beberapa poin yang tercantum dalam surat edaran tersebut seperti mengalihkan kegiatan pembelajaran ke E-Learning UNTIDAR (ELITA), penundaan pertukaran dosen dan pelajar ke luar negeri, kegiatan organisasi mahasiswa yang melibatkan massa, dan lain-lain. Akan tetapi, kegiatan seperti persiapan wisuda dan sidang skripsi akan tetap dilaksanakan tanpa melibatkan massa yang tidak berkepentingan.
“Jika akhir Maret penyebaran COVID-19 sudah dapat diatasi, wisuda akan tetap dilaksanakan pada 18 April 2020. Namun, jika kondisi belum memungkinkan, maka wisuda akan dijadwalkan ulang,” jelas Rektor UNTIDAR.
Apabila wisuda diundur, pihak kampus tidak menanggung kerugian mahasiswa. “Kalau itu (biaya kos) sudah di luar jangkauan kami. Tetap tanggungan pribadi. Jadi, kami tidak mengcover misal ada mahasiswa yang ditunda wisudanya kemudian kosnya dibayari,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan, mahasiswa akan tetap mendapatkan fotokopi ijazah dan transkrip nilai yang telah dilegalisasi. Hal ini bertujuan agar mahasiswa yang akan mendaftar kerja atau melanjutkan pendidikan dapat memanfaatkannya.
Sesuai dengan surat edaran, sistem pembelajaran akan dialihkan ke ELITA. Dalam hal ini, perkuliahan akan dialihkan melalui sistem daring dan semua kegiatan mahasiswa akan ditunda dalam jangka waktu tertentu.
Di sisi lain, banyak mahasiswa yang mengeluh terkait dengan penggunaan ELITA seperti server sering down, waktu mengerjakan tugas maupun kuis terbilang singkat, susah memahami materi, susah sinyal, kuota internet terbatas, dan lainnya.
Terkait dengan server yang sering down, Kepala UPT TIK, Sigit Joko Purnomo, S.T., M.T., menyangkal hal tersebut. Ia mengatakan bahwa kejadian itu sudah lama berlalu. Ia memaparkan bahwa saat ini pihaknya tengah mengantisipasi kemungkinan yang terjadi dengan meningkatkan kapasitas bandwidth sehingga ELITA akan semakin mudah diakses.
“Misalnya hari senin itu ada 352 kelas, satu harinya bisa mencapai 12.000 mahasiswa yang mengakses ELITA sedangkan satu sesi ada 2.000 an mahasiswa. Jadi, tidak semua mahasiswa dapat mengakses ELITA ketika telah memenuhi kuota,” pungkasnya.
Penggunaan ELITA atau media online lainnya terhitung mulai tanggal 17-31 Maret 2020. Arifin mengatakan apabila setelah tanggal 31 Maret kondisinya belum stabil, surat edaran tersebut akan diperpanjang tanpa melakukan rapat kembali.
Saat ini, pihak rektorat telah memesan disinfektan dari Semarang dan telah menyediakan sabun cuci tangan di beberapa area wastafel kampus. “Saya juga sudah meminta Fakultas Pertanian untuk membuat hand sanitizer sendiri,” pungkasnya.  (NN/ES)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama