SELAMAT: Kevin Aditia
(kiri) dan Nidaul Husna (tengah), jawara duta bahasa
dalam pemilihan duta
bahasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar.
|
Lpmmata.com - Kevin Aditia bersanding
dengan Nidaul Husna berhasil menjadi jawara duta bahasa dalam pemilihan duta
bahasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar (Untidar) pada Bulan
Bahasa 2017 bertajuk Penguatan Semangat Nasionalisme melalui Bahasa dan Sastra
Indonesia dalam Konteks Multikulturalisme, kemarin. Meski didaulat menjadi duta
bahasa, siapa sangka Kevin awalnya merasa pesimis berjejer dengan para finalis
lainnya.
“Tidak menyangka dapat
terpilih menjadi duta bahasa. Apalagi duta bahasa untuk FKIP. Di antara semua
finalis, saya adalah satu-satunya finalis dari prodi IPA yang merupakan prodi
baru di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar. Hanya saya
yang merupakan peserta berlatar belakang non-bahasa, itu yang membuat saya sempat pesimis,”
ujarnya saat ditemui usai acara.
Mahasiswa semester 1 asal
Pati tersebut mengaku gemar dengan ketrampilan berbahasa sejak duduk di bangku
sekolah. Ketika SMA, ia sering melakoni perlombaan seperti baca puisi dan
pidato dalam Bahasa Jawa. Kevin mengatakan dulunya ia sempat ingin melanjutkan
ke prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, namun keinginan itu gugur
karena dia diterima di prodi Pendidikan IPA. Meskipun begitu, menurutnya hal
ini tidak dijadikan alasan untuk melupakan kegemarannya dalam berbahasa.
“Ini adalah salah satu
cara saya untuk tetap melakukan kegemaran saya di samping turut mengangkat nama
prodi,” katanya.
Winda Candra, salah
satu juri dalam ajang ini mengaku puas dengan hasil dari pemilihan duta bahasa
kali ini. Ia menerangkan para finalis, khususnya pemenang, telah memiliki
kriteria-kriteria untuk menjadi duta bahasa. “Sesuai dengan namanya, duta
bahasa. Mereka mempunyai kemampuan yang mumpuni yakni bagaimana berbahasa yang
baik. Tidak hanya sekadar pengetahuan, akan tetapi dalam penggunaan praktis,”
terangnya.
Selaku panitia, Theresia
Pinaka Ratna menerangkan mahasiswa yang unjuk dalam acara final pemilihan duta
bahasa ini adalah mahasiswa pilihan yang telah disaring sebelumnya. “Peserta
harus melalui proses wawancara dan unjuk minat bakat, dari situlah akhirnya
didapat 12 peserta atau 6 pasang finalis yang berhasil maju di final,” ujarnya.
Dalam ajang ini, Winda
mengatakan Kevin bersama 11 finalis lainnya diadu untuk saling unjuk kemampuan
dalam berbahasa, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, dan Bahasa Inggris. “Kenapa
harus Bahasa Jawa? Karena setting-nya
ada di Jawa. Bagaimana mereka
memposisikan Bahasa Jawa sebagai bahasa yang eksis. Kemudian Bahasa Indonesia
sendiri merupakan bahasa nasional dan bahasa persatuan. Apalagi sekarang Bahasa
Indonesia digunakan oleh penutur asing, seperti BIPA. Sementara itu kita tahu
bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Jadi mereka harus memiliki
kemampuan baik secara teoritis ataupun penggunaan praktisnya untuk ketiga
bahasa tersebut,” terang Winda.
Kevin bersama Nidaul
Husna nantinya akan maju mewakili Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dalam
pemilihan duta bahasa tingkat universitas dan diharapkan mampu mewakili
universitas ke tingkat regional serta nasional. “Ini adalah tonggak awal untuk
menemukan bibitnya. Kemudian melatih sesuatu yang sifatnya membangun. Semoga
tidak menjadi akhir dari perlajanan mereka sebagai duta bahasa,” tambah Winda.
(Flo)