foto: https://m.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/19/03/05/pnw3qp423-guru-esa-status-sukarela-tak-surutkan-semangat-pengabdian

“Aku putra-putri bangsa ini senantiasa akan berkorban sepenuh jiwa dan raga untuk negriku.”

 Dikisahkan, ada seorang bernama Anggi dia berasal dari boyolali.dia merupakan anak  pertama dari dua bersaudara. anggi adalah anak yang rajin,dia selalu belajar dengan giat  dia berambisi untuk menjadi juara kelas,dia bercita-cita untuk biasa bersekolah setinggi tingginya meskipun dia berasal dari keluarga kurang mampu,justru itu yang membuatnya semakin semangat belajar.Anggi pun memiliki masalah seperti keluarga lainnya,hampir setiap hari ayah anggi selalu memarahi ibu anggi karena tidak bias membantu mencari uang karena hanya lulusan sd.Hati anggi tergerak ingin mengubah nasib keluarga,ia ingin membanggakan orangtuanya.

Sewaktu sd anggi selalu menjadi juara kelas,dan memenangkan beberapa perlombaan mewakili sekolahnya.lulus sd anggi bercita-cita sekali agar bias masuk smp favorit di daerahnya,nilai ujian nasional anggi waktu itu bagus dia mendapat peringkat 29 se kabupaten,namun sayang,harapan anggi untuk bersekolah di smp favorit harus pupus,sebab tidak mendapat restu dari otang tua,perjalanan dari rumah ke smp favorit yang dia tuju harus naik bus sedangkan penghasilan orangtua anggi tidak menentu, dan orang tua anggi tidak punya uang untuk itu.anggi pun menerimanya dia pun bersekolah di SMP Negri yang jaraknya 1,5 km dari rumahnya.

Setiap harinya dia berangkat dan pulang sekolah dengan berjalan kaki,ketika teman-teman yang lain diantar dengan motor oleh orangtuanya.tapi itu tidak membuatnya patah semangat,ketika musim hujan tiba dan perjalanan ke sekolahnya harus melewati sawah yang berlumpur dia mengenakan plastic ketika berjalan menuju sekolah,sesampainya disekolah di lepaslah plastic tersebut.waktu berjalan dengan cepat,berkat usaha dan do’a kedua orang tuanya,Anggi di terima di SMA 1 SIMO,sma favorit di daerahnya dengan bantuan kip dan masuk peringkat 7 besar dia bebas uang bulanan,dan bias membayar uang bangunan.

Lulus sma berkat beasiswa bidikmisi dia bisa kuliyah di Universitas Tidar.Dia masuk jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia,sebab ia terinspirasi untuk menjadi guru,dan dorongan dari orangtua nya.Lulus darisana dia mencari pekerjaan sudah 30 sekolah yang ia datangi namun tidak ada yang mau menerimanya.Rasanya ingin menyerah saja.Tapi ia sadar perjuangannya sudah banyak.ia harus membanggakan orangtua nya.Akhirnya dia mengikuti SM3T,pengapdian untuk mengajar di tempat terpencil.

Baginya mengabdi di daerah yang jauh dari pusat kota memberikan banyak pengalaman.Tempat penugasan Anggi di SMP Negeri Satu Atap 1 Riung Barat.Disana dia merasakan sulitnya mencari air,dan masih kurang lengkapnya sarana dan prasaranadalam pengajaran,hari-hari dia lewati disana ia teringat dengan perjuangannya untuk bersekolah dulu,masih jauh dari perjuangan anak-anak lain di negeri ini,semangat mereka meskipun jarak sekolah yang jauh dan tanpa transportasi,mereka semangat belajar,mereka tidak pernah mengeluh,jiwa nasionalisme mereka pun sangat tinggi.

Setelah program SM3T selesai Anggi kembali ke daerah asalnya di Boyolali,Anggi bersemangat dan bertekat bulat untuk mengubah semangat murid-murid barunya nanti,membuat mereka menjadi semangat belajar,tidak mudah mengeluh dan jiwa nasionalisme yang tinggi,seperti mereka anak-anak dari Riung yang meskipun dari pelosok negeri namun jiwa nasionalismenya tinggi.

Setelah dua tahun kembali ke Boyolali,akhirnya anggi pun menemukan pendamping hidupnya,yang sama-sama berprofesi sebagai seorang guru,visi dan misi mereka sama mereka di sekolahkan oleh negeri dan kini ingin mengapdi untuk negeri jua.


Karya:Nuning Wijayanti (MG1255), Ika Cutnyadin (MG1229)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama