Perkembangan era digital, menghadirkan kecerdasan buatan atau sering dikenal sebagai artificial intelligence (AI) yang mulai merambah dalam berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali di pendidikan tinggi. Mahasiswa kini tak hanya bergelut dengan literatur, jurnal, dan tugas-tugas, tetapi juga dengan satu pertanyaan besar, yaitu apakah AI sekadar alat bantu belajar atau justru mulai mengambil alih peran mereka?
Beberapa kampus di Indonesia menunjukkan sisi positif dari pemanfaatan AI dalam kegiatan akademik. Misalnya, mahasiswa Universitas Indonesia mengembangkan sistem berbasis AI yang mampu menguji keselarasan peraturan perundang-undangan. Sistem ini menggunakan metode Legal Textual Entailment dan berhasil meraih juara pertama pada ajang Satria Data 2023.
Sama halnya dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), tiga mahasiswanya memanfaatkan artificial neural network untuk memprediksi kandungan polutan dari limbah industri minyak dan gas (migas). Pendekatan ini tak hanya inovatif, tetapi juga membawa manfaat besar pada lingkungan. “AI menjadi alat yang mempercepat proses berpikir dan eksperimen kami,” ucap salah satu mahasiswa ITS, seperti dikutip dalam Kompas.com. “Tapi tetap, logika dan interpretasi akhir harus dari manusia.”
Penggunaan AI di kampus juga merambah ke ruang kelas. Universitas Teknokrat Indonesia memperkenalkan dosen virtual bernama Alpha. Menggunakan teknologi natural language processing (NLP), Alpha mampu mengajar dan merespons mahasiswa secara interaktif. Meski demikian, kehadiran AI semacam ini menimbulkan diskusi kritis. Apakah AI bisa menggantikan peran seorang pendidik atau justru mendampingi serta memperkaya pengalaman belajar mahasiswa?
Namun, tak semua kisah AI dan mahasiswa berakhir dengan pujian. Baru-baru ini, publik dikejutkan oleh berita dari Universitas Udayana Bali, seorang mahasiswa diduga memanfaatkan AI untuk memproduksi konten asusila dengan wajah temannya. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa tanpa pemahaman etis dan kontrol, teknologi bisa berbalik merugikan. Hal serupa juga terjadi dalam pelaksanaan UTBK 2025, dilaporkan adanya modus kecurangan yang melibatkan AI. Para peserta disebut menggunakan teknologi untuk memperoleh jawaban ujian secara instan, menciptakan tantangan baru dalam menjaga integritas akademik.
Untuk itu, Kementerian Pendidikan melalui Kemendikbudristek atau yang saat ini menjadi Kemendiktisaintek telah mengeluarkan panduan etika penggunaan AI di lingkungan kampus. Panduan ini menekankan pentingnya kejujuran akademik, transparansi penggunaan AI, dan kewaspadaan terhadap plagiarisme.
Pertanyaannya sekarang adalah, apakah AI membantu mahasiswa menjadi lebih produktif atau justru menggantikan usaha mereka dalam berpikir kritis dan menyelesaikan tugas?
Menurut Ibnu Sina Wardy dari MIKTI, kuncinya ada pada kesadaran dan literasi digital. “AI harus dipahami sebagai alat, bukan jalan pintas. Mahasiswa perlu diajarkan cara menggunakannya dengan bijak, bukan semata-mata sebagai pengganti nalar,” ujar Ibnu Sina dikutip dari Kompas.com. Di sisi lain, penelitian di Spanyol yang dikutip dari Kompas.id, menunjukkan bahwa membangun budaya integritas akademik lebih efektif dalam mencegah plagiarisme dibanding sekadar melarang AI. Hal ini menujukkan solusi yang tepat bukanlah menutup akses terhadap AI, tetapi membimbing mahasiswa agar bertanggung jawab dalam menggunakannya.
AI dalam tugas kuliah bukan sekadar tren, melainkan realitas yang tak terelakkan. Mahasiswa dihadapkan pada pilihan untuk menjadi pengguna aktif yang cerdas atau menjadi korban dari kemudahan yang meninabobokan, seperti kata pepatah "teknologi adalah pisau bermata dua." Dalam konteks pendidikan tinggi, apakah AI akan menjadi pena yang memperkaya pengetahuan atau mesin yang mematikan semangat belajar, semua kembali kepada manusia yang menggunakannya.
Penulis: Syamsul Ma’arif
Referensi:
1. Detik.com
https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-7584956/etika-pakai-ai-buat-mahasiswa-dan-dosen-untuk-jaga-kejujuran-di-kampus
2. Kompas.com
https://regional.kompas.com/read/2021/05/24/165211578/gunakan-kecerdasan-buatan-mahasiswa-ini-tawarkan-solusi-penanganan-limbah?page=all
3. Kompas.com
https://www.kompas.com/edu/read/2024/09/16/103453971/kecakapan-penggunaan-artificial-intelligence-penting-dikuasai-mahasiswa
4. Kompas.com
https://edukasi.kompas.com/read/2023/10/21/180001471/mahasiswa-unair-ciptakan-alat-pendeteksi-banjir-berbasis-machine-learning
5. Kompas.id
https://www.kompas.id/artikel/daripada-melarang-memakai-ai-menanamkan-integritas-akademik-lebih-efektif-cegah-plagiarisme
6. Tempo.co
https://www.tempo.co/politik/tim-mahasiswa-fasilkom-ui-ciptakan-ai-uji-keselarasan-peraturan-perundangan-151506
7. Tempo.co
https://www.tempo.co/politik/universitas-teknokrat-hadirkan-dosen-ai-pertama-di-indonesia-191434